“Mencerdaskan
kehidupan bangsa.” Kalimat tersebut mungkin terlalu mewah untuk dijadikan
sebagai sebuah cita-cita. Tapi ia bukanlah suatu hal yang mustahil untuk
dicapai. Karena ia sesungguhnya berangkat dari hal sederhana: peduli terhadap sesama.
Pendidikan adalah proses transfer
ilmu. Tidak harus selalu di dalam kelas, tidak harus selalu di sekolah, karena pendidikan
sejatinya berawal dari lingkungan rumah, keluarga. Pendidikan di sekolah harus
didukung oleh pendidikan luar sekolah. Karena jika pendidikan di luar sekolah
tidak berjalan sinergis dengan pendidikan di sekolah, akan terjadi proses yang
saling menafikan.
Pendidikan yang terjadi haruslah
menyadarkan bahwa setiap anak memiliki kesempatan untuk menjadi apapun yang
mereka mau. Setiap anak harus memiliki kesadaran bahwa mereka harus sekolah
sampai jenjang yang paling tinggi, tidak terbatas oleh larangan teman,
keluarga, orang tua apalagi karena masalah finansial. Dan tidak berhenti sampai
ingin terus bersekolah, tetapi setiap anak harus berani untuk bermimpi, bernai
untuk mempunyai cita-cita. Cita-cita yang mereka yakini dapat terwujud sehingga
akan mereka kejar dengan semangat yang pantang menyerah.
Pendidikan yang terjadi di
Terminal Hujan menggunakan prinsip kakak dan adik. Setiap pengajar dapat
berperan sebagai guru dan panutan bagi adik-adiknya sekaligus menjadi orang yang
dekat dengan adik-adik sehingga mereka mau berbagi cerita, layaknya seorang kakak.
Dan tugas seorang kakak pulalah, untuk selalu melidungi adik dari pengaruh
buruk, dalam hal ini adalah ide bahwa lebih baik mencari uang daripada sekolah.
Karena bagi adik-adik Terminal Hujan, pergaulan di jalanan sangatlah dekat
dengan mereka. Mengamen, ojek hujan, merupakan kegiatan yang lazim bagi mereka.
Menyenangkan dan menghasilkan uang. Di sini lah peran Terminal Hujan, untuk
selalu mengingatkan bahwa mereka harus tetap belajar, mereka harus terus
memperoleh pendidikan dan tidak memilih untuk hidup di jalanan. Karena dunia
jalanan, mau tidak mau sangat erat dengan putus sekolah, narkoba, dan masa
depan yang tidak terarah.
Berangkat dari rasa peduli
terhadap sesama, terciptalah cita-cita agar setiap anak di Terminal Hujan,
anak-anak di seluruh bangsa ini dapat merasakan pendidikan tanpa terkecuali.
Agar setiap anak dapat mengejar cita-cita mereka. Dan semoga nantinya, setiap
anak di negeri ini akan memiliki cita-cita yang lebih besar lagi, cita-cita untuk
membangun bangsa Indonesia. Semoga.
Salam Terminal Hujan!
Dimuat juga di: http://www.klikhati.com/blogs/cita-cita/
No comments:
Post a Comment