Artikel kali ini membahas pengalaman seru dari Rr. Rahadini Sekar Hapsari selama mengajar di Terminal Hujan. Pengalamannya bersama dengan tiga bocah lucu dan pintar bernama Adnan, Kaisar, dan Maulana. Yuk kita simak..
Halo, kali ini saya akan menulis tentang tiga siswa pre-school Terminal Hujan yang selalu membuat hari Minggu saya lebih ceria, hehehe.. Kenapa tiga anak ini? Karena saya ingat, pertama kali mengajar di Terminal Hujan, saya mendapat tugas mengajar di pre-school dan ketiga anak ini menarik perhatian saya. Kita bahas satu per satu ya:
1. Adnan
Badannya yang tambun membuat sosoknya mudah dikenali dari kejauhan. Selalu berangkat ke Terminal Hujan ditemani oleh ibunya yang setia menunggu sampai waktu belajar selesai. Adnan adalah sosok anak yang ceria, sering tertawa, dan cukup mudah diatur, mungkin karena usianya yang lebih tua dibanding teman-teman sebayanya.
Hobinya membaca, kalau sudah membaca rasanya ingin terus-terusan dan tidak mau berhenti sampai-sampai tanda baca koma atau titik sudah tidak ada artinya. Adnan suka memainkan tablet salah satu kakak pengajar dan bermain games Angry Bird. Salah satu yang membuat saya tertawa adalah saat Adnan bertanya kepada saya seperti ini:
Adnan: “Kak, pilih bubur apa tulang?”Sekar: “Apa?” *saya kebingungan*Adnan: “Iya, pilih aja bubur apa tulang?”Sekar: “Bubur.”Adnan: “Kakak kecebur, aku pulang! Hahahaha…” *lalu Adnan pergi melengos dengan senyuman puas.*
2. Kaisar
Lain Adnan, lain pula Kaisar. Badannya kecil dengan kulit yang putih, saking putihnya sampai-sampai uratnya terlihat jelas di pipi, hehehe. Kaisar adalah teman baik Adnan, mereka sering terlihat bersama, tapi juga sering bertengkar. Kalau salah satu dari mereka tidak belajar, pasti salah satunya mencari yang lain dan sepanjang belajar terlihat kurang bersemangat.
Kaisar punya semangat belajar yang tinggi. Akan tetapi, jika sedang malas belajar, Kaisar langung melancarkan jurus andalannya: tiduran di lantai dan gak bangun-bangun untuk sekian detik. Yak, jurus pura-pura mati sudah menjadi andalan Kaisar dan sudah jadi langganan para kakak pengajar, hihii. Meskipun begitu, Kaisar selalu semangat kalau sudah diminta mewarnai karena itu adalah salah satu kegiatan favoritnya.
3. Maulana
Nah, kalau yang terakhir ini yang usianya paling kecil, kurang lebih 4 tahun. Maulana, atau biasa dipanggil Maul merupakan salah satu anggota trio pre-school yang mengisi hari Minggu saya. Karena usianya yang paling muda dibanding kedua temannya, Maulana punya karakteristik yang unik. Meskipun paling muda, Maulana selalu berani tampil ke depan untuk memimpin doa sebelum belajar.
Karena kemampuan menggambarnya masih sederhana, ketika menggambar rumah dia mewarnai seluruh rumah dengan warna merah sehingga tidak terlihat yang mana pintu, atap, jendela. Uniknya, ketika ditanya “Kalo pintu yang mana?” dia selalu dengan tegas menjawab, “Ini…” (sambil menunjuk ke satu arah). Lalu saya bertanya lagi, “Kalo jendela?” Dia pun lagi-lagi dengan tegas menjawab, “Yang ini!” (sambil menunjuk ke arah lain). “Ooooo…” Saya mengangguk seolah-olah paham, padahal saya yang lihat kebingungan juga, karena yang ditunjuk ketutupan warna merah semua haha
Keceriaan anak-anak pre-school Terminal Hujan ini yang selalu membuat saya bangun pagi di hari Minggu dan bela-belain naik kereta ke Bogor dari Depok. Masih banyak kelucuan mereka yang bikin kakak-kakak geleng kepala karena sama sekali gak kepikiran jokes kaya gitu, misalnya:
“Kamu makan motor ya?” / “Enggak”/ “Kalo gak makan motor kok gendut?”
atau lain lagi;
“Kamu kalo pergi-pergi naik apa?” / “Naik monyet”
Hahahaaha… Ada-ada saja mereka… Menyenangkan banget kan bisa ketemu anak-anak lucu ini sekaligus ngajarin mereka baca, menghitung, dan mewarnai.
Suddenly, all the work load during the last few weeks and the time spent during Jakarta’s daily traffic jam are just… paid off.
Yuk main dan kenalan dengan mereka di Terminal Hujan!
Salam Terminal Hujan! (RSH)
Juga dimuat di: http://www.klikhati.com/blogs/oh-adnan-kaisar-dan-maulana/
No comments:
Post a Comment